IMG-LOGO
Home Budaya Tersaring dari 339 Pendaftar, 42 Pelajar Samarinda Jalani Diklat Paskibraka Jelang 17 Agustus
budaya | umum

Tersaring dari 339 Pendaftar, 42 Pelajar Samarinda Jalani Diklat Paskibraka Jelang 17 Agustus

oleh VNS - 04 Agustus 2025 09:20 WITA
IMG
Pembukaan pemusatan pendidikan dan pelatihan (diklat) Paskibraka di Aula Hotel Five Premiere, Jalan Bhayangkara, Senin (4/8/2025). (IST)

IDENESIA.CO - Sebanyak 42 pelajar terpilih dari berbagai SMA/SMK/MA di Kota Samarinda resmi memulai masa pendidikan dan pelatihan (diklat) sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), yang akan bertugas dalam upacara peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Diklat yang dimulai pada Senin (4/8/2025) di Aula Hotel Five Premiere, Jalan Bhayangkara, ini dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, yang memberikan motivasi serta pesan nasionalisme kepada para peserta.

“Menjadi bagian dari pasukan pengibar bendera pusaka adalah sebuah kehormatan dan tanggung jawab besar. Kalian bukan hanya mengibarkan bendera di momen bersejarah, tetapi juga menjadi simbol patriotisme, kedisiplinan, dan semangat pengabdian kepada bangsa,” tegas Saefuddin saat memberi sambutan.

Sebanyak 21 putra dan 21 putri peserta ini merupakan hasil seleksi ketat dari 339 pelajar pendaftar. Seleksi dilakukan melalui tahapan evaluasi postur, fisik, kedisiplinan, wawasan kebangsaan, hingga penilaian kepemimpinan.

Selama dua pekan, terhitung sejak 4 hingga 18 Agustus 2025, para anggota Paskibraka akan menjalani karantina dan pelatihan intensif. Mereka dilatih tak hanya secara teknis dalam hal baris-berbaris dan pengibaran bendera, tetapi juga dibekali nilai-nilai kebangsaan dan pembentukan karakter.

“Mari kita jaga persatuan Indonesia yang beragam ini dengan saling menghormati dan kerja sama, karena persatuan adalah pondasi kuat bangsa kita,” imbuh Saefuddin.

Dalam proses diklat, peserta juga diajarkan makna dari lambang Paskibraka: perisai hitam melambangkan keteguhan hati, bendera merah putih sebagai simbol nasionalisme, dan bunga teratai sebagai lambang kemuliaan pengabdian.

“Tugas kalian mengibarkan Sang Saka Merah Putih bukan sekadar ritual, melainkan wujud nyata pengabdian dan cinta terhadap tanah air. Ingatlah, setiap langkah dan setiap tetes keringat dalam diklat ini adalah bentuk pengabdian nyata untuk Indonesia tercinta,” tuturnya.

(Redaksi)