IMG-LOGO
Home Internasional Mobilitas Ekonomi Menurun: Rumah Tangga AS Kesulitan Beli Rumah dan Bayar Kuliah di Tengah Biaya Hidup Mencekik
internasional | umum

Mobilitas Ekonomi Menurun: Rumah Tangga AS Kesulitan Beli Rumah dan Bayar Kuliah di Tengah Biaya Hidup Mencekik

oleh VNS - 08 Agustus 2025 13:34 WITA
IMG
Ilustrasi, warga Amerika Serikat berjuang pada tantangan ekonomi yang semakin berat (Foto:Ist)

IDENESIA.CO - Keluarga-keluarga di Amerika Serikat (AS) kini menghadapi tekanan finansial yang semakin berat di tengah melonjaknya biaya hidup. Banyak warga terpaksa mengambil langkah ekstrem, mulai dari berutang, melewatkan waktu makan, hingga mengabaikan perawatan medis demi memenuhi kebutuhan dasar.


Menurut survei yang dirilis minggu lalu oleh Century Foundation, dari 2.007 responden, enam dari sepuluh orang menyalahkan Pemerintah AS atas kenaikan biaya hidup yang mereka alami. Lebih dari separuh responden juga meyakini bahwa miliarder, perusahaan besar, dan anggota Kongres dari Partai Republik telah memperburuk kondisi keuangan mereka.


Untuk mengatasi beban biaya hidup yang tinggi ini, survei menunjukkan bahwa warga Amerika beralih ke utang dan praktik keuangan berisiko lainnya. Tercatat, lebih dari 40 persen warga Amerika menggunakan tabungan mereka tahun lalu, sementara 37 persen lainnya mengandalkan kartu kredit untuk menutupi kebutuhan pokok.

Kecemasan akan biaya tak terduga dilaporkan oleh keluarga dari berbagai tingkat pendapatan. Survei tersebut menunjukkan bahwa hampir separuh warga Amerika akan kesulitan membayar tagihan tak terduga lebih dari USD500 tanpa harus meminjam uang. Selain itu, hampir dua pertiga responden menyatakan khawatir mengenai biaya pengobatan yang tidak direncanakan.

Di kalangan rumah tangga dengan penghasilan di bawah USD50 ribu per tahun, lebih dari separuh di antaranya khawatir tidak mampu membayar sewa atau cicilan hipotek. Kondisi ini mencerminkan tekanan signifikan yang dirasakan oleh segmen masyarakat berpenghasilan rendah.

Survei Century Foundation juga menyoroti kekhawatiran yang meluas terkait mobilitas ekonomi jangka panjang. Lebih dari 70 persen responden merasa bahwa membeli rumah atau membiayai biaya kuliah menjadi semakin sulit dalam 25 tahun terakhir. Persentase yang hampir sama juga melaporkan kesulitan dalam menemukan layanan penitipan anak yang terjangkau.

Inflasi yang terus-menerus pada sektor pangan, perumahan, dan energi telah secara signifikan menurunkan daya beli masyarakat Amerika. Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa harga daging, unggas, ikan, dan telur melonjak 5,6 persen selama 12 bulan yang berakhir pada Juni, dengan lonjakan harga telur mencapai 27,3 persen.

Laporan Federal Reserve AS mengenai kesejahteraan ekonomi rumah tangga pada tahun 2024 mengungkapkan bahwa meskipun 32 persen orang dewasa melaporkan peningkatan pendapatan bulanan keluarga mereka dibandingkan tahun sebelumnya, persentase yang lebih besar (37 persen) justru melaporkan pengeluaran bulanan yang lebih tinggi. Akibatnya, 60 persen responden menyatakan bahwa kenaikan harga telah memperburuk kondisi keuangan mereka.

Sebuah survei yang diterbitkan pada Mei oleh Pew Research Center semakin memperkuat kekhawatiran ini, dengan 28 persen orang dewasa memperkirakan situasi keuangan mereka akan memburuk pada tahun berikutnya. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan 16 persen pada Mei 2024, menunjukkan tren pesimisme yang kian meningkat di kalangan warga Amerika.


(Redaksi)