 
							        							            IDENESIA.CO - Hubungan diplomatik antara Jepang dan Amerika Serikat kembali menjadi sorotan dunia setelah Perdana Menteri baru Jepang, Sanae Takaichi, berhasil menjalin hubungan erat dengan Presiden AS Donald Trump hanya dalam waktu seminggu sejak dirinya resmi menjabat. Dalam kunjungan kenegaraan Trump ke Tokyo, Senin (27/10/2025), kedua pemimpin menandatangani sejumlah kesepakatan strategis, memperkuat aliansi pertahanan, hingga berbagi simbol persahabatan dalam bentuk yang unik lewat meja makan dan permainan golf.
Pertemuan ini bukan sekadar ajang seremonial, melainkan menjadi ujian diplomatik pertama bagi Takaichi, yang kini menjadi perdana menteri perempuan pertama dalam sejarah Jepang. Dalam sambutannya, Takaichi memuji Trump atas perannya dalam menjaga stabilitas global dan bahkan mengumumkan niat Jepang untuk menominasikan Trump dalam penghargaan Nobel Perdamaian.
“Saya sangat terkesan dan terinspirasi oleh Anda. Saya percaya, era keemasan baru aliansi Jepang-Amerika Serikat telah dimulai,” ujar Takaichi dalam konferensi pers bersama, dikutip dari AFP.
Trump, yang kembali ke Gedung Putih sejak Januari 2025, terlihat tersenyum puas mendengar pernyataan tersebut. Bagi Washington, sambutan Takaichi menjadi sinyal penting bahwa Tokyo akan tetap menjadi sekutu kunci di kawasan Asia Timur, terutama dalam menghadapi pengaruh Tiongkok dan Korea Utara.
Jamuan kenegaraan di Tokyo malam itu menjadi pembicaraan hangat di kalangan media internasional. Alih-alih menyajikan sushi atau sashimi, menu utama justru menghadirkan New York strip steak khas Amerika, disajikan dengan saus gravy dan sayuran asal Nara, kampung halaman Takaichi.
Pilihan menu itu bukan tanpa alasan. Daging sapi AS menjadi salah satu komoditas ekspor yang paling sering dikampanyekan Trump kepada sekutu-sekutunya sejak masa jabatan pertamanya. Dengan menyuguhkan steak khas AS di jantung Jepang, Takaichi dianggap mengirim sinyal politik cerdas menggabungkan diplomasi kuliner dengan pesan ekonomi strategis.
Selain steak, hidangan pembuka juga mengusung gaya fusion antara dua budaya, berupa risotto keju ayam dan nasi gaya barat, simbol kerja sama timbal balik antara dua negara dengan akar tradisi yang berbeda.
Analis hubungan internasional dari Tokyo University, Kenji Yamamoto, menilai langkah ini sebagai bentuk diplomasi halus.
“Takaichi paham betul bahwa Trump menghargai simbol. Daging sapi bukan hanya makanan, tapi representasi ekonomi domestik AS. Ini adalah cara elegan Jepang untuk membangun keakraban tanpa melanggar protokol diplomatik,” ujarnya.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Takaichi juga menegaskan komitmen Jepang untuk mempercepat peningkatan anggaran pertahanan hingga 2 persen dari PDB, dua tahun lebih cepat dari target semula. Langkah ini merupakan respons terhadap kritik lama Trump yang menuding sekutu AS belum berkontribusi cukup besar terhadap keamanan kawasan.
Selain itu, Takaichi memastikan Jepang akan melanjutkan pembelian rudal jelajah Tomahawk dari AS, sebagai bagian dari kontrak besar yang telah ditandatangani sejak 2024. Dengan kesepakatan ini, Jepang ingin menunjukkan bahwa dirinya bukan hanya mitra ekonomi, tetapi juga pilar keamanan regional yang siap menopang struktur pertahanan Indo-Pasifik bersama AS.
Kedua negara juga menandatangani perjanjian baru di bidang pasokan mineral strategis dan logam tanah jarang, bahan vital untuk industri mobil listrik, semikonduktor, dan persenjataan modern. Perjanjian ini sekaligus memperkuat rantai pasok yang selama ini didominasi oleh Tiongkok.
“Negara kita mungkin berada di dua ujung Eropa dan Asia, tapi kita mitra yang kuat. Kini, kita bekerja sama lebih erat dari sebelumnya,” ujar Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang juga turut hadir dalam seremoni simbolik karena Inggris merupakan produsen utama jet Eurofighter Typhoon dan pemasok mineral strategis bagi AS dan Jepang.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Tokyo Dome, Takaichi juga memberikan hadiah khusus kepada Trump sebuah tongkat golf (putter) yang pernah digunakan oleh mendiang mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. Momen ini menjadi simbol penghormatan terhadap persahabatan historis antara kedua negara, sekaligus bentuk penghargaan terhadap hubungan pribadi antara Trump dan Abe.
Selain itu, Trump dijadwalkan bertemu dengan istri mendiang Abe, Akie Abe, dalam agenda pribadi yang diatur pada 30 Oktober mendatang. Pemerintah Jepang juga menyiapkan bola golf berlapis emas, simbol kemakmuran dan kehormatan, sebagai hadiah tambahan bagi sang presiden.
Bagi Jepang, hubungan personal semacam ini tak kalah penting dari perjanjian strategis. Diplomasi gaya Abe yang memadukan kedekatan emosional dengan kejelian politik tampaknya akan diteruskan Takaichi dalam versinya sendiri tegas, simbolik, tapi tetap lembut dan menghargai tradisi.
Hanya dalam waktu seminggu menjabat, Sanae Takaichi berhasil menunjukkan kecerdasan politik dan kemampuan diplomatik yang matang. Ia tidak hanya memperkuat hubungan dengan Washington secara strategis, tetapi juga menghidupkan kembali kehangatan personal yang sempat meredup setelah wafatnya Shinzo Abe.
Dengan perpaduan antara simbolisme budaya, strategi ekonomi, dan kerja sama pertahanan, Takaichi membuktikan bahwa diplomasi Jepang tetap hidup tidak kaku, namun penuh makna.
Dan di balik semua kesepakatan besar itu, sepotong daging sapi di meja makan menjadi metafora terbaik lembut di luar, tapi kuat di dalam seperti hubungan dua sekutu lama yang kini memasuki babak baru sejarahnya.
(Redaksi)