IMG-LOGO
Home Sosok Dihadang Aksi Demonstrasi, PM Anwar Ibrahim Tanggapi Tuntutan Mundur dengan Seruan Demokratis
sosok | umum

Dihadang Aksi Demonstrasi, PM Anwar Ibrahim Tanggapi Tuntutan Mundur dengan Seruan Demokratis

oleh VNS - 28 Juli 2025 07:55 WITA
IMG
PM Malaysia, Anwar Ibrahim (Foto:Ist)

IDENESIA.CO - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, akhirnya angkat bicara terkait unjuk rasa yang menuntut dirinya mundur dari jabatan. Dalam pernyataannya kepada awak media dan melalui unggahan di media sosial, Anwar memilih untuk merespons dengan nada santai dan penuh ajakan berdialog.


Menanggapi pertanyaan wartawan tentang aksi demonstrasi tersebut, Anwar menjawab singkat namun penuh makna, "Yah, saya tidak diundang," ujarnya seperti dilansir The Star, dikutip dari Malaymail, Minggu (27/7/2025).

Meski mendapat tekanan politik melalui aksi massa, Anwar tetap menunjukkan sikap terbuka dan mengapresiasi proses demokrasi. Dalam unggahan di laman Facebook resminya, Anwar menyampaikan terima kasih kepada seluruh unsur petugas keamanan dan tim tanggap darurat yang telah bekerja secara profesional demi menjaga ketertiban selama aksi berlangsung.

“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh anggota pasukan keamanan mulai dari kepolisian, pemadam kebakaran, tim medis, dan para relawan atas profesionalisme dan dedikasi mereka dalam menjaga keselamatan publik,” tulis Anwar.

Ia juga mendoakan keselamatan para demonstran dan menyerukan agar mereka terus aktif dalam wacana publik, bukan hanya melalui aksi protes semata, tetapi juga lewat ruang-ruang diskusi yang konstruktif.

"Kritik dan perbedaan pandangan tidak boleh dipandang sebagai permusuhan. Faktanya, mereka harus terus berkembang sebagai urat nadi negara-bangsa yang dewasa, progresif, dan berdaulat," ungkap Anwar, menegaskan komitmennya pada prinsip demokrasi.

Sebagai pemimpin yang dikenal dengan semangat reformasi, Anwar menekankan bahwa dirinya tetap konsisten dalam menjaga kebebasan berbicara dan hak untuk mengkritik pemerintah. Ia mencontohkan mekanisme Prime Minister’s Question Time (PMQT) di Parlemen sebagai bentuk nyata keterbukaan pemerintahannya terhadap pengawasan publik.

"Anggota Parlemen bebas mengajukan pertanyaan atau keberatan kepada saya secara langsung dalam forum tersebut. Saya mendesak publik untuk terus mendorong para wakil rakyat agar aktif berpartisipasi dalam PMQT," ujarnya.

Lebih jauh, Anwar mengajak rakyat Malaysia untuk mengambil peran yang lebih substansial dalam pembangunan bangsa. Ia mendorong masyarakat untuk melampaui aksi protes dan mulai berkontribusi dalam bentuk dialog dan gagasan untuk masa depan negara.

"Bangkitlah untuk menjelajahi, menguasai, dan merebut batas-batas baru agar negara ini dapat didorong maju dengan kekuatan dan semangat," serunya.

Di akhir pernyataannya, Anwar juga menyentuh rencana restorasi sejumlah situs bersejarah di Kuala Lumpur, termasuk Gedung Sultan Abdul Samad, sebagai bagian dari upaya meningkatkan pariwisata menjelang Tahun Kunjungan Malaysia 2026.

“Landmark-landmark ini sedang menjalani konservasi skala besar. Ini bagian dari visi kita menjadikan ibu kota bukan hanya pusat pemerintahan, tapi juga simbol semangat kebangsaan dan sejarah yang hidup,” tutupnya.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa Anwar memilih menjawab tekanan politik dengan pendekatan musyawarah dan ajakan bersatu, menegaskan bahwa demokrasi Malaysia terus bergerak menuju kematangan yang lebih baik.

(Redaksi)