IMG-LOGO
Home Internasional Setelah Ratusan Warga Gaza Tewas karena Kelaparan, Israel Izinkan Bantuan Masuk
internasional | umum

Setelah Ratusan Warga Gaza Tewas karena Kelaparan, Israel Izinkan Bantuan Masuk

oleh Alamin - 26 Juli 2025 08:52 WITA
IMG
Warga Gaza saat mengumpulkan sisa makanan dari tanah akibat kelaparan/Foto: IG @gazaupdateindonesia

IDENESIA.CO - Pemerintah Israel dikabarkan telah mengizinkan negara-negara asing kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, mulai Jumat (25/7/2025).


Keputusan ini diumumkan oleh Koordinator Kegiatan Pemerintah Israel di Wilayah Teritori (COGAT), yang menyebutkan bahwa pengiriman bantuan akan dilakukan melalui jalur udara.


Negara yang mendapat izin dalam tahap awal ini adalah Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA).


Keduanya telah mengirim bantuan serupa pada tahun lalu saat konflik Gaza meningkat tajam.


“Penerjunan bantuan melalui udara tersebut sedang dikoordinasikan dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF),” tulis pernyataan resmi COGAT yang dikutip dari Times of Israel, Kamis (24/7).


Pejabat Israel menyebut, Yordania akan menjadi negara pertama yang melaksanakan penerjunan bantuan udara ke Gaza dalam gelombang terbaru ini.


Sejak Maret 2025, Israel menutup semua jalur masuk bantuan ke Jalur Gaza, menyebabkan krisis kemanusiaan yang sangat parah.


Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan lebih dari 100 orang meninggal dunia akibat kelaparan, termasuk anak-anak dan lansia.


Lembaga Anak-anak PBB, UNICEF, mengungkapkan bahwa hanya dalam dua minggu pertama Juli, lebih dari 5.000 anak mengalami malnutrisi akut dan memerlukan perawatan intensif.


Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut kondisi di Gaza sebagai “kelaparan massal yang disebabkan oleh ulah manusia”, mengacu pada blokade berkepanjangan terhadap wilayah tersebut.


Meski dibukanya kembali jalur bantuan disambut sebagai kabar baik, sejumlah lembaga kemanusiaan menilai bahwa bantuan melalui udara tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dua juta warga Gaza.


“Bantuan udara adalah langkah darurat yang penting, tetapi sangat terbatas kapasitasnya. Jalur darat tetap krusial agar bantuan bisa menjangkau semua wilayah terdampak,” ujar seorang pejabat kemanusiaan PBB kepada media lokal.


Sebelumnya, pada tahun 2024, militer Amerika Serikat bersama Yordania, Mesir, dan Prancis telah melakukan sejumlah operasi penerjunan bantuan ke Gaza utara.


Hingga saat ini, belum ada kepastian apakah Israel juga akan membuka kembali jalur darat atau perlintasan kargo untuk pengiriman bantuan dalam jumlah besar. (*)

Berita terkait