IDENESIA.CO - Jalanan ibu kota Taiwan, Taipei, mendadak terhenti pada Kamis (17/7) ketika sirene serangan udara berbunyi. Ribuan warga bergegas menuju tempat perlindungan bawah tanah dalam latihan sipil tahunan yang digelar untuk mengantisipasi kemungkinan serangan dari China.
Mengutip AFP, latihan ini merupakan bagian dari upaya kesiapsiagaan nasional yang dilakukan di berbagai kota Taiwan sepanjang pekan ini, beriringan dengan latihan militer besar-besaran. Langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Beijing, yang bersikeras bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya, meskipun pemerintah China tidak pernah memerintah pulau tersebut.
Tepat pukul 13.30 waktu setempat, sirene berbunyi di seluruh Taipei. Aktivitas kota dengan populasi 2,5 juta jiwa berhenti total selama 30 menit. Lalu lintas dihentikan, dan warga diarahkan menuju tempat perlindungan seperti stasiun kereta bawah tanah dan area parkir bawah tanah.
Latihan ini tidak hanya mencakup prosedur evakuasi, tetapi juga simulasi distribusi bantuan masa perang dan penanganan korban massal.
Sejak menjabat tahun lalu, Presiden Lai Ching-te gencar mendorong kesadaran publik terkait ancaman dari China. “Saya pikir ini perlu karena ketegangan di Selat Taiwan sangat tinggi saat ini,” ujar Oscar Wang (25), warga Taipei. “Penting bagi masyarakat untuk mengenal rute evakuasi,” tambahnya.
Bersamaan dengan latihan sipil, Taiwan juga menggelar latihan militer Han Kuang selama 10 hari, yang berakhir Jumat (18/7). Latihan ini melibatkan mobilisasi pasukan cadangan terbesar sepanjang sejarah Taiwan.
Tidak hanya fokus pada pertahanan pantai, kali ini pasukan Taiwan juga berlatih pertempuran perkotaan melawan pasukan invasi, mencerminkan ancaman realistis jika konflik pecah.
“Ini lebih merupakan pelatihan untuk membiasakan warga Taiwan dengan realitas peperangan modern,” kata Kitsch Liao dari Atlantic Council, lembaga pemikir berbasis di AS.
Latihan ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan kepada dunia, khususnya Amerika Serikat sekutu keamanan utama Taiwan bahwa pulau tersebut serius memperkuat pertahanannya di tengah ancaman invasi Beijing.
(Redaksi)