IMG-LOGO
Home Nasional Media Asing Soroti Polemik Bendera One Piece Jelang HUT RI ke-80
nasional | umum

Media Asing Soroti Polemik Bendera One Piece Jelang HUT RI ke-80

oleh VNS - 05 Agustus 2025 05:44 WITA
IMG
ilustrasi bendera one piece (Foto:Ist)

IDENESIA.CO - Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, sebuah fenomena tak biasa mencuri perhatian, bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional.

Bendera bajak laut dari serial anime Jepang One Piece, yang dikenal sebagai Jolly Roger milik Straw Hat Pirates, dikibarkan oleh sejumlah warga di berbagai daerah Indonesia. Bendera berwarna hitam dengan simbol tengkorak dan topi jerami ini tampak menghiasi rumah, kendaraan pribadi, bahkan tempat umum. Aksi ini dianggap sebagian masyarakat sebagai bentuk protes simbolik terhadap kondisi sosial dan politik saat ini.

Namun, langkah tersebut menuai polemik. Pemerintah melalui sejumlah pejabat tinggi menyuarakan kekhawatiran atas tren ini, menyebutnya berpotensi menimbulkan perpecahan, bahkan dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati simbol negara.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan Menko Polhukam Budi Gunawan menegaskan bahwa pengibaran bendera One Piece, khususnya pada tanggal 17 Agustus, bisa dikenai sanksi hukum. Budi Gunawan mengingatkan bahwa tindakan tersebut dapat masuk dalam kategori penghinaan terhadap simbol negara, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009.

Media ternama asal Singapura, The Straits Times, menyebut bendera Straw Hat Pirates sebagai bentuk ekspresi kritik publik yang semakin vokal menjelang Hari Kemerdekaan. Mereka menyoroti bagaimana karakter Monkey D. Luffy dipandang sebagai simbol perlawanan terhadap otoritas dan sistem yang dinilai tidak adil.

Sementara itu, South China Morning Post dari Hong Kong menyebut penggunaan bendera One Piece sebagai bentuk "protes kreatif terhadap ketidakadilan", mengutip sejumlah warganet yang menyatakan bahwa bendera Merah Putih terlalu sakral untuk dikibarkan dalam situasi sosial-politik yang dirasa mengecewakan saat ini.

Media budaya pop global Sportskeeda bahkan menyebut bahwa momen ini menunjukkan pengaruh besar fiksi terhadap realitas sosial. Mereka menulis bahwa “Luffy menginspirasi orang-orang bahkan di dunia nyata,” dan menyamakan situasi ini dengan adegan dalam serial One Piece, seperti di arc Impel Down dan Marineford, di mana pengibaran bendera Straw Hat menjadi lambang perjuangan melawan ketidakadilan.

Di media sosial, terutama platform X (sebelumnya Twitter), ribuan unggahan membanjiri linimasa dengan tagar #BenderaLuffy dan #ProtesSimbolik. Warganet, baik dari dalam maupun luar negeri, mengungkapkan keterkejutan, kekaguman, dan solidaritas atas aksi tersebut.

Sebagian pengamat menilai bahwa pengibaran bendera ini bukan sekadar aksi main-main, melainkan cerminan dari frustrasi publik yang mencari cara baru dalam menyuarakan pendapat dengan simbol dari budaya pop yang universal.

Di tengah kontroversi yang berkembang, pengibaran bendera One Piece ini memunculkan pertanyaan yang lebih dalam sejauh mana budaya populer dapat membentuk narasi politik dan sosial di tengah masyarakat modern? Dan apakah pemerintah siap menanggapi bentuk-bentuk ekspresi yang tak lagi konvensional?


(Redaksi)