IMG-LOGO
Home Olahraga Liverpool Kembali Tersandung di Akhir Bulan, Si Merah Kena Patuk Elang untuk Kedua Kalinya
olahraga | umum

Liverpool Kembali Tersandung di Akhir Bulan, Si Merah Kena Patuk Elang untuk Kedua Kalinya

oleh VNS - 30 Oktober 2025 13:04 WITA
IMG
Liverpool harus menelan pil pahit setelah disingkirkan Crystal Palace dari ajang EFL Cup (Carabao Cup). Foto:Ist

IDENESIA.CO - Krisis performa Liverpool semakin dalam. Klub berjuluk The Reds itu kembali harus menelan pil pahit setelah disingkirkan Crystal Palace dari ajang EFL Cup (Carabao Cup). Kekalahan ini terasa seperti deja vu karena tepat di akhir bulan sebelumnya, nasib serupa menimpa mereka saat menghadapi tim yang sama di ajang Premier League.

Dalam laga babak keempat yang digelar di Stadion Anfield, Kamis (30/10/2025) dini hari waktu Indonesia, Liverpool tumbang dengan skor 0-3 dari tamunya, Crystal Palace. Dua gol dicetak oleh Ismaila Sarr, sementara satu tambahan gol lainnya lahir dari aksi Yeremy Pino yang menutup pesta kemenangan tim berjuluk The Eagles itu.

Kekalahan ini tidak hanya membuat Liverpool tersingkir dari kompetisi domestik, tetapi juga memperpanjang tren buruk mereka di berbagai ajang. Anak asuh Arne Slot kini tengah menjalani periode yang sangat berat dan sorotan terhadap performa serta strategi sang pelatih pun kian tajam.

Menariknya, kekalahan ini seperti mengulang skenario pahit yang terjadi sebulan sebelumnya. Tepat pada 27 September 2025, Liverpool juga menelan kekalahan 1-2 dari Crystal Palace dalam lanjutan Premier League. Kala itu, laga berlangsung di markas Palace, dan kini, di bulan berikutnya, Liverpool kembali dipermalukan oleh tim yang sama kali ini di depan pendukung mereka sendiri di Anfield.

Banyak pengamat menilai, hasil ini seperti kutukan akhir bulan bagi Liverpool. Di dua penghujung bulan berturut-turut, The Reds selalu terpeleset menghadapi tim yang sama, dengan cara yang hampir identik permainan tanpa arah, pertahanan rapuh, dan lini depan yang tumpul.

Palace tampil disiplin, memanfaatkan setiap celah di lini belakang Liverpool yang terlihat rapuh dan kehilangan koordinasi. Ismaila Sarr menjadi mimpi buruk bagi bek-bek Liverpool lewat kecepatan dan penetrasinya dari sisi kanan.

Kekalahan dari Palace menambah panjang daftar hasil buruk Liverpool. Mereka kini telah menelan empat kekalahan beruntun di Premier League.

Sebelumnya, Liverpool kalah 2-1 dari Chelsea pada 4 Oktober, lalu takluk di kandang sendiri dari Manchester United dengan skor 1-2 pada 19 Oktober.

Kemudian, pada 26 Oktober, giliran Brentford yang memberi luka baru lewat kemenangan 3-2 atas sang juara bertahan.

Rentetan kekalahan ini membuat Liverpool kini terpuruk di posisi ketujuh klasemen sementara Liga Inggris, jauh dari zona Liga Champions dan makin tertinggal dari para rivalnya di papan atas.

Dalam tujuh laga terakhir di semua kompetisi, Liverpool hanya mencatat satu kemenangan, yakni ketika mereka menghantam Eintracht Frankfurt 5-1 pada ajang Liga Champions, 23 Oktober lalu.

Namun, kemenangan besar itu ternyata bukan titik balik yang diharapkan. Hanya beberapa hari setelah pesta gol di Eropa, performa Liverpool kembali anjlok di kompetisi domestik. Para penggemar pun mulai mempertanyakan konsistensi tim dan efektivitas strategi pelatih baru mereka, Arne Slot, yang menggantikan Jurgen Klopp di awal musim.

Kekalahan beruntun ini otomatis menempatkan Arne Slot dalam tekanan besar. Eks pelatih Feyenoord itu awalnya datang dengan reputasi sebagai juru taktik progresif yang mengandalkan pressing ketat dan pergerakan cepat antar lini. Namun sejauh ini, racikan taktiknya belum menunjukkan hasil yang stabil di Premier League.

Slot sendiri mengakui timnya sedang kehilangan kepercayaan diri.

“Kami bermain dengan energi, tapi kehilangan efektivitas di area penting, Palace memanfaatkan setiap kesalahan kami. Kami harus bangkit secepatnya.” ujar Slot seusai laga. 

Beberapa legenda Liverpool, termasuk Jamie Carragher, menilai bahwa masalah terbesar tim saat ini bukan sekadar pada taktik, tetapi juga pada mental. 

“Mereka tampak kelelahan dan kehilangan motivasi, Ketika kalah empat kali berturut-turut, masalahnya bukan hanya strategi ini soal kepercayaan diri.” kata Carragher dalam analisis pascalaga. 

Liverpool kini menghadapi situasi genting. Dengan jadwal padat di bulan November, termasuk laga penting di Liga Champions dan Premier League, tekanan semakin tinggi.

Para fans menuntut kebangkitan segera, sementara dewan klub dikabarkan mulai memantau situasi internal untuk memastikan stabilitas tim tidak terganggu lebih jauh.

Namun, di balik semua tekanan itu, satu hal jelas akhir bulan kembali membawa kesialan bagi Liverpool. Dua kali kena patuk Elang dari Crystal Palace menjadi simbol betapa sulitnya perjalanan The Reds di musim ini.


(Redaksi)