IMG-LOGO
Home Nasional Serangan Ulat Bulu di Taman Bebaya, BPBD dan Dinas Ketapang Bergerak Cepat Lakukan Penyemprotan
nasional | umum

Serangan Ulat Bulu di Taman Bebaya, BPBD dan Dinas Ketapang Bergerak Cepat Lakukan Penyemprotan

oleh VNS - 30 Oktober 2025 11:14 WITA
IMG
Ribuan ulat bulu tampak menempel rapat di batang dan ranting pepohonan, terutama di pohon Rambai Padi yang banyak tumbuh di kawasan taman Bebaya (KIn/Ide)

IDENESIA.CO - Fenomena munculnya ribuan ulat bulu di kawasan Taman Bebaya, Kelurahan Karang Asam, Kecamatan Sungai Kunjang, sontak membuat warga sekitar cemas. Tak hanya mengotori pepohonan di sepanjang bantaran Sungai Mahakam, serangan hama itu juga menimbulkan keluhan gatal-gatal pada sebagian penduduk yang terkena bulunya.

Menanggapi laporan warga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda langsung bergerak cepat. Petugas diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pengecekan dan memastikan penyebaran ulat bulu di area taman yang menjadi ruang publik tersebut.

“Kami menerima banyak laporan dari warga yang kulitnya gatal setelah terkena bulu ulat ini,” ujar Kepala BPBD Samarinda, Suwarso Melalui  Iskandar, Analis Kebencanaan BPBD Kota Samarinda, Kamis (30/10/2025).

“Begitu kami menerima laporan, tim langsung turun ke lokasi. Dari hasil pantauan, ulat sudah menyebar di banyak titik, terutama di pohon Rambai Padi yang tumbuh di tepian sungai,” Lanjt Iskandar.

Menurut Iskandar, ribuan ulat tampak menempel rapat di batang dan ranting pepohonan. Dalam kondisi angin kencang, bulu halus dari hewan tersebut berpotensi terbawa ke permukiman dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi warga sekitar. Karena itu, pihaknya segera berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait untuk menekan penyebaran hama tersebut.

BPBD Samarinda langsung berkoordinasi dengan sejumlah instansi dan aparat di tingkat kelurahan. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Ketapang), Bhabinsa, hingga Bhabinkamtibmas dilibatkan dalam upaya pengendalian hama ini.

“Kami bersama tim dari Kelurahan, Dinas Ketapang, dan aparat TNI-Polri sudah meninjau lokasi. Saat ini sedang kami koordinasikan untuk menyiapkan bahan penyemprotan agar populasi ulat ini bisa ditekan,” kata Iskandar.

Langkah cepat itu diambil karena serangan ulat bulu dikhawatirkan dapat berdampak pada kesehatan warga. Tak hanya gatal-gatal, dalam beberapa kasus, bulu ulat bisa menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, bahkan gangguan pernapasan jika terhirup.

Sementara itu, dari pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Pejabat Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Gusti, membenarkan bahwa timnya sudah menyiapkan bahan kimia khusus untuk melakukan penyemprotan di sekitar taman. Menurutnya, fenomena serangan ulat bulu seperti ini merupakan siklus alam yang sering muncul saat musim hujan tiba.

“Setiap tahun biasanya ada saja kasus seperti ini, terutama saat musim hujan. Kondisi udara yang lembap dan curah hujan yang tinggi sangat disukai ulat bulu untuk berkembang biak. Jadi, ini memang siklus alam, tapi tetap harus kita kendalikan,” jelas Gusti.

Dari hasil pemantauan petugas di lapangan, hampir semua pohon Rambai Padi di kawasan Taman Bebaya terinfestasi ulat bulu. Jenis pohon ini rupanya menjadi tempat favorit hama tersebut untuk bertelur dan berkembang biak.

“Hampir semua Rambai Padi di sini kena. Kalau dilihat dari dekat, daunnya sudah rusak, bahkan ada yang gundul karena dimakan ulat. Ini cepat sekali siklusnya, apalagi kalau cuaca terus lembap,” ujar Gusti.

Pihak Dinas Ketapang memastikan akan segera melakukan penyemprotan di sekitar lokasi agar populasi ulat bulu tidak terus meningkat. Selain itu, warga juga diminta sementara waktu untuk tidak beraktivitas terlalu dekat dengan area pepohonan di sekitar taman sampai proses pengendalian selesai dilakukan.

“Kami sudah siapkan racun semprot dan akan segera turun melakukan tindakan. Harapannya, populasi ulat bisa ditekan sebelum menyebar lebih luas ke permukiman,” kata Gusti.

Sementara itu, sejumlah warga yang tinggal di sekitar Taman Bebaya mengaku khawatir. Mereka berharap pemerintah bergerak cepat, sebab selain menyebabkan rasa tidak nyaman, bulu ulat yang beterbangan juga bisa masuk ke rumah.

“Kalau sore angin kencang, bulu-bulunya kadang terbawa sampai ke halaman rumah. Kami sudah beberapa kali kena gatal-gatal. Anak saya sampai merah tangannya,” kata Rani (34), warga Karang Asam yang rumahnya tak jauh dari lokasi taman.

BPBD pun mengimbau warga untuk tetap waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah. Bagi yang mengalami gejala gatal atau iritasi setelah terkena bulu ulat, disarankan segera mencuci area yang terkena dan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

“Jangan digaruk atau diusap sembarangan karena bisa makin parah. Gunakan pakaian tertutup kalau keluar rumah dulu sampai situasinya aman,” pungkasnya.

(Redaksi)