IMG-LOGO
Home Internasional Warga Israel Roy Mizrahi Diduga Jadi Agen Iran, Ditugaskan Bom Rumah Menhan Israel
internasional | umum

Warga Israel Roy Mizrahi Diduga Jadi Agen Iran, Ditugaskan Bom Rumah Menhan Israel

oleh VNS - 30 Juni 2025 10:44 WITA
IMG
Roy Mizrahi ditugaskan Iran untuk melakukan pengeboman rumah Menhan Israel (Ist)

IDENESIA.CO - Otoritas keamanan Israel mengungkap keterlibatan seorang warga negaranya, Roy Mizrahi (24), dalam aksi spionase yang diduga diperintahkan oleh intelijen Iran. Ia ditangkap pada April lalu setelah penyelidikan gabungan oleh Shin Bet dan unit kejahatan besar Lahav 433. Penangkapan ini menandai eskalasi baru dalam perang bayangan antara Iran dan Israel yang kini merambah hingga ke jantung wilayah domestik.

Mizrahi dituduh membantu musuh negara dalam masa perang setelah diduga menjalankan misi intelijen dan percobaan serangan terhadap Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant. Ia dilaporkan menempatkan bahan peledak dekat kediaman Menhan di Kfar Ahim sebagai bagian dari "rencana Iran untuk membunuhnya", demikian laporan Channel 12 pada Sabtu (28/6/2025).

Meskipun belum dipastikan seberapa dekat peledak itu ditempatkan, laporan menyebut bahwa upaya tersebut belum mencapai tahap akhir eksekusi. Namun, skenario ini tetap menunjukkan betapa berbahayanya jaringan mata-mata Iran yang aktif di wilayah Israel.

Direkrut via Telegram, Ajak Teman, dan Diperintah Agen Iran

Mizrahi diketahui tidak bekerja sendirian. Ia direkrut melalui aplikasi Telegram dan mengajak temannya, Almog Atias (24), untuk bergabung. Keduanya adalah warga kota Nesher, dekat Haifa. Mereka kemudian mendapat instruksi dari seseorang bernama "Alex", yang diidentifikasi sebagai agen Iran.

Atas perintah Alex, mereka sempat merekam beberapa lokasi sensitif seperti markas Shin Bet dan Menara Azrieli di Tel Aviv. Mizrahi dan Atias juga diminta memasang kamera mata-mata di kampung halaman Menhan Katz. Namun upaya tersebut gagal setelah mereka panik saat melihat kendaraan keamanan, lalu membuang kamera ke semak-semak.

Tawaran Bayaran USD 1 Juta untuk Membunuh Ilmuwan

Skema rekrutmen Mizrahi semakin dalam ketika Alex menawarkan bayaran sebesar USD 1 juta untuk membunuh seorang ilmuwan di Institut Weizmann. Namun Mizrahi menolak setelah Alex enggan membayar setengah jumlahnya di muka.

Setelah itu, Mizrahi dihubungi agen Iran lain bernama "Getz", yang memerintahkannya menaruh bahan peledak di dekat rumah Menhan Katz. Ia mengambil tas berisi bahan peledak dari lokasi rahasia dan menempatkannya sesuai perintah. Ia juga membawa satu bongkahan bahan peledak ke rumahnya dan dilaporkan menerima pembayaran dalam bentuk mata uang kripto.


Pengacara Mizrahi, dalam wawancara dengan Channel 12, menggambarkan kliennya sebagai “pemuda bodoh” yang tidak menyadari sepenuhnya konsekuensi dari tindakannya.


Namun, pihak berwenang Israel menegaskan bahwa Mizrahi berkomunikasi aktif dengan agen Iran sepanjang tahun 2025 dan menjalankan serangkaian misi dengan kesadaran penuh bahwa tindakannya diarahkan oleh negara musuh.

Jaringan Spionase Iran Meluas di Dalam Israel

Kepala Inspektur Maor Goren dalam laporannya menyatakan bahwa selama 12 hari terakhir perang dengan Iran, beberapa situs strategis Israel yang diserang Iran merupakan lokasi yang telah difoto dan dilaporkan oleh agen-agen lokal.

Kekhawatiran meningkat karena ini bukan satu-satunya kasus. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah warga Israel juga ditangkap atas tuduhan spionase untuk Iran. Tiga orang ditangkap pekan lalu, termasuk seorang yang memata-matai rumah calon menantu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Pada Mei lalu, Moshe Attias (18) dari Yavne didakwa memata-matai mantan Perdana Menteri Naftali Bennett saat dirawat di rumah sakit. Sementara pada Januari, dua prajurit cadangan IDF, Yuri Eliasfov dan Georgi Andreyev, ditahan karena membocorkan data tentang sistem pertahanan Iron Dome kepada agen Iran, hanya demi bayaran serendah USD 50.

Peringatan Keamanan

Pejabat Israel memperingatkan bahwa infiltrasi Iran kini tidak hanya menyasar target luar negeri, tetapi juga menanamkan aset-aset intelijen di dalam negeri Israel. Langkah-langkah kontraintelijen diperketat untuk melindungi pejabat dan infrastruktur vital.

Penangkapan Mizrahi dan Atias menjadi peringatan bahwa ancaman bukan hanya dari luar, melainkan juga dari dalam masyarakat sendiri terutama melalui pendekatan digital dan janji uang besar yang digunakan oleh agen asing untuk merekrut warga lokal.

(Redaksi)