IDENESIA.CO - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengalami keracunan makanan yang memaksanya beristirahat total selama tiga hari. Akibat kondisi kesehatannya, sidang kasus korupsi yang menjeratnya resmi ditunda hingga September 2025.
Kantor Perdana Menteri Israel mengonfirmasi kabar ini pada Minggu (20/7/2025) setelah Netanyahu tidak hadir dalam rapat mingguan kabinet. Menurut laporan The Times of Israel dan Haaretz, Netanyahu jatuh sakit pada Sabtu malam (19/7/2025) setelah mengalami gejala radang usus.
Netanyahu segera diperiksa oleh Dr. Alon Hershko, Direktur Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem, Yerusalem. Dokter mendiagnosis bahwa Netanyahu mengalami radang usus akibat konsumsi makanan basi yang menyebabkan dehidrasi.
“Perdana Menteri menerima cairan infus dan kondisinya stabil, tetapi ia diharuskan istirahat penuh,” kata kantor Netanyahu.
Sidang yang seharusnya digelar pada Senin (21/7/2025) dan Selasa (22/7/2025) akhirnya ditunda. Menurut pengadilan, persidangan baru akan dilanjutkan setelah masa reses musim panas berakhir pada 5 September mendatang.
Netanyahu telah diadili sejak 2020 atas tiga kasus pidana besar, yang mencakup tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Kasus 1000 - Netanyahu dituduh menerima hadiah bernilai ratusan ribu shekel, berupa cerutu, sampanye, dan perhiasan, dari miliarder Arnon Milchan dan James Packer sebagai imbalan perlakuan istimewa.
Kasus 2000 - Netanyahu diduga melakukan negosiasi rahasia dengan pemilik surat kabar Yedioth Ahronoth, Arnon Mozes, untuk mendapatkan pemberitaan positif dengan imbalan pembatasan peredaran harian pesaingnya, Israel Hayom.
Kasus 4000 - Kasus paling serius, di mana Netanyahu didakwa memberikan keuntungan regulasi kepada perusahaan telekomunikasi Bezeq, milik Shaul Elovitch, dengan imbalan liputan positif di situs berita Walla! News.
Netanyahu membantah seluruh tuduhan ini dan menyebutnya sebagai “perburuan politik” oleh lawan-lawan politiknya serta sebagian media.
Proses persidangan Netanyahu telah mengalami beberapa penundaan sejak Desember 2023 karena berbagai faktor, termasuk masalah kesehatan Netanyahu, konflik militer dengan Hamas di Gaza dan Iran di Lebanon Selatan, serta permintaan tim kuasa hukum untuk penjadwalan ulang.
Permintaan terbaru untuk menggelar sidang pada Rabu (23/7/2025) dan Kamis (24/7/2025) ditolak oleh pengadilan karena keterbatasan waktu selama masa reses.
Netanyahu memiliki riwayat medis yang cukup kompleks. Pada 2024, ia menjalani dua operasi, yakni pengangkatan prostat pada Desember dan operasi hernia pada Maret. Pada Juli 2023, ia sempat pingsan karena detak jantung tidak stabil dan kini menggunakan alat pacu jantung.
Meski tengah dalam pemulihan, juru bicara resmi Netanyahu menegaskan bahwa ia masih dapat menjalankan sebagian tugas kenegaraan dari kediamannya di Yerusalem Barat.
(Redaksi)