IDENESIA.CO - Pemerintah Iran membantah keras tuduhan yang dilontarkan mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menyebut Teheran ikut campur dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Pernyataan bantahan itu disampaikan secara resmi oleh Kementerian Luar Negeri Iran, menyusul komentar Trump yang menuding Iran memberikan perintah kepada Hamas dalam proses negosiasi yang gagal pekan lalu.
Trump menyampaikan tudingan tersebut saat berbicara kepada media di sela kunjungannya ke Skotlandia pada Senin (28/7/2025) waktu setempat. Dalam pernyataannya, Trump mengatakan bahwa Iran telah mencampuri negosiasi terakhir ini yang digelar secara tidak langsung antara Israel dan Hamas, dan mengklaim bahwa Teheran memberi sinyal dan perintah kepada Hamas, tanpa memberikan bukti atau penjelasan lebih lanjut.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, mengecam pernyataan Trump sebagai tuduhan tak berdasar yang mencerminkan upaya pengalihan isu dan penghindaran tanggung jawab dari pihak AS.
“Pernyataan Trump adalah bentuk proyeksi dan penghindaran akuntabilitas atas kegagalan diplomatik yang terjadi dalam proses negosiasi tersebut,” tegas Baqaei dalam keterangan resminya, Selasa (29/7).
Baqaei menegaskan bahwa Hamas adalah entitas yang independen dan tidak membutuhkan intervensi pihak ketiga dalam menentukan sikap politiknya.
“Hamas adalah organisasi yang mengetahui dan memperjuangkan kepentingan rakyat Gaza yang tertindas dengan cara mereka sendiri, dan mereka tidak tunduk pada arahan negara mana pun,” ujarnya.
Putaran terbaru negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas digelar awal Juli di Doha, Qatar, dengan mediasi dari AS, Mesir, dan Qatar. Namun, perundingan itu gagal membuahkan hasil. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas kegagalan kompromi terkait isu-isu penting, termasuk jaminan penghentian serangan dan pembukaan akses kemanusiaan ke wilayah Gaza.
Sementara itu antara Iran, Israel, dan AS terus memanas. Dalam beberapa pekan terakhir, Israel melancarkan serangan mendadak ke beberapa target militer dan nuklir Iran, yang juga menghantam kawasan permukiman sipil. Serangan itu memicu respons balasan dari Teheran berupa serangan rudal dan drone ke sejumlah fasilitas militer di wilayah Israel.
AS pun sempat terlibat secara langsung dalam eskalasi ini dengan membombardir tiga fasilitas nuklir Iran, memperburuk situasi di kawasan. Dalam komentarnya baru-baru ini, Trump menyebut Iran telah mengirim sinyal yang sangat buruk sejak berakhirnya perang singkat selama 12 hari dengan Israel, namun ia tidak merinci maksudnya.
Menutup pernyataannya, Baqaei menyerukan agar Amerika Serikat segera menghentikan pasokan senjata ke Israel dan mendesak komunitas internasional untuk menekan Tel Aviv agar menghentikan agresi militer dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza yang menderita.
“Iran menyerukan kepada AS untuk berhenti menjadi bagian dari kejahatan kemanusiaan di Gaza, dan mendukung proses damai yang adil serta berkelanjutan,” pungkasnya.
(Redaksi)