IDENESIA.CO - Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Perhubungan (Dishub) mengambil langkah tegas dalam meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki dengan membongkar sejumlah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang dinilai sudah tak layak dan tidak lagi efektif.
Langkah awal dimulai dengan pembongkaran JPO di Jalan Ir. H. Juanda, salah satu jalan nasional dengan arus lalu lintas yang padat. Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu, mengatakan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan kondisi fisik JPO yang sudah usang dan minim pemanfaatan oleh masyarakat.
“JPO yang ada di Jalan Juanda itu sudah lama berdiri, kondisinya sudah tidak aman dan tidak lagi efektif digunakan. Apalagi dengan median jalan yang tinggi, pejalan kaki justru memilih menyeberang langsung di jalan raya, yang lebih berisiko,” ungkap Manalu, Rabu (31/7/2025).
Sebagai pengganti JPO yang dibongkar, Dishub akan membangun zebra cross lengkap dengan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan, yang dinilai lebih fungsional dan aman bagi pengguna jalan saat ini. Manalu menuturkan bahwa fasilitas baru ini akan ditempatkan di titik-titik strategis, termasuk di lokasi bekas JPO.
“Rencananya besok pagi kami akan melakukan peninjauan lokasi sekitar pukul 10.00 WITA, bersama Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) dan Dinas PUPR untuk menentukan titik pemasangan zebra cross,” jelasnya.
Tidak hanya di Juanda, Dishub juga berencana membongkar JPO lainnya di beberapa titik yang juga dianggap sudah tidak relevan. Di antaranya adalah JPO depan Masjid Darul Naimah di Jalan Slamet Riyadi, area Pasar Pagi, serta sekitar Lembuswana.
Menurut Manalu, keberadaan JPO tersebut selain tak lagi digunakan secara optimal, juga rawan disalahgunakan.
“Beberapa JPO malah dijadikan tempat tinggal sementara oleh orang tak dikenal, bahkan menjadi tempat pembuangan sampah liar. Ini jelas merusak fungsi fasilitas umum dan mengganggu estetika kota,” ujarnya.
Manalu menegaskan bahwa pembongkaran JPO bukan berarti mengabaikan keselamatan pejalan kaki, melainkan justru sebagai upaya meningkatkan efektivitas fasilitas penyeberangan. Zebra cross dipilih karena sifatnya yang lebih terbuka, mudah dipantau, dan lebih sesuai dengan pola pergerakan masyarakat saat ini.
“Kita ingin fasilitas umum digunakan sebagaimana mestinya. Kalau JPO tidak lagi dimanfaatkan dan justru disalahgunakan, maka harus ada solusi yang lebih baik. Zebra cross adalah salah satu alternatif yang lebih aman dan bisa diawasi dengan baik,” pungkasnya.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pengguna jalan terhadap keselamatan pejalan kaki sekaligus menata ulang infrastruktur kota agar lebih ramah dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
(Redaksi)