IDENESIA.CO - Tangisan Ruben Neves pecah saat mengangkat peti jenazah sahabat karibnya, Diogo Jota, dalam pemakaman yang berlangsung khidmat di Porto, Portugal, pada Kamis (4/7/2025). Gelandang Al Hilal itu menjadi satu-satunya pesepakbola aktif yang mengusung peti sahabatnya satu momen yang menandai akhir dari persahabatan panjang yang sudah terjalin sejak usia belia.
Ruben Neves dan Diogo Jota bukan hanya sekadar rekan satu negara. Mereka adalah sahabat yang tumbuh bersama di dunia sepak bola. Keduanya pernah bermain untuk akademi FC Porto, sama-sama mencuri perhatian saat memperkuat Wolverhampton Wanderers, dan berkontribusi besar dalam membawa klub itu menjuarai Championship 2018 hingga promosi ke Liga Inggris.
Meski jalan karier mereka kemudian berbeda Jota menuju Liverpool pada 2020 dan Neves bertahan lebih lama di Wolves sebelum hijrah ke Al Hilal, hubungan mereka tak pernah renggang. Bahkan ketika harus saling berhadapan sebagai lawan di lapangan, respek tetap terjaga.
Momen kebersamaan terakhir mereka terjadi saat membawa Portugal juara UEFA Nations League 2025. Bagi Neves, itu bukan hanya trofi kebanggaan, tapi juga kenangan terakhir bersama Jota sebagai rekan setim yang telah menemaninya dalam begitu banyak perjalanan, baik di klub maupun di tim nasional.
Di luar lapangan, persahabatan mereka dikenal akrab. Keduanya kerap menghabiskan waktu bersama keluarga masing-masing, liburan bersama, bahkan menjalani aktivitas sosial bareng. Dalam satu wawancara tahun lalu, Jota menyebut Ruben Neves sebagai "teman terbaik yang selalu ada, bahkan ketika dunia terasa berat."
Namun, takdir berkata lain. Pada 3 Juli 2025, kabar duka datang. Diogo Jota meninggal dunia dalam kecelakaan mobil tragis di Portugal utara. Tanpa pikir panjang, Ruben Neves langsung terbang dari Arab Saudi ke tanah kelahirannya, hanya beberapa jam setelah menyelesaikan laga penting di Piala Dunia Antarklub bersama Al Hilal.
Tangis Neves tak terbendung selama prosesi pemakaman. Ia tak hanya datang sebagai sahabat, tetapi berdiri paling depan untuk memberi penghormatan terakhir. Ia bahkan menyampaikan pesan pribadi di depan keluarga Jota:
"Aku tidak akan membiarkan anak-anak dan istrimu merasa kehilangan segalanya. Aku akan pastikan mereka tetap punya masa depan."
Komitmen itu bukan sekadar janji. Ruben Neves dikabarkan telah mengatur bantuan keuangan pribadi bagi keluarga Jota, serta menghubungi federasi sepak bola Portugal untuk mendirikan yayasan pendidikan atas nama sahabatnya.
Kisah ini bukan hanya tentang kehilangan. Ini tentang persahabatan yang tak lekang oleh waktu, tentang loyalitas di tengah gemerlap dunia sepak bola, dan tentang seorang sahabat yang memilih hadir bukan hanya saat merayakan kemenangan, tetapi juga saat harus berkata selamat tinggal.
Ruben Neves dan Diogo Jota telah menulis kisah yang lebih dari sepak bola, kisah tentang keluarga yang ditemukan di lapangan, dan cinta yang bertahan bahkan setelah kematian.
(Redaksi)