IDENESIA.CO - Kemenangan gemilang kembali diraih Borneo FC Samarinda dalam lanjutan kompetisi BRI Super League 2025/2026. Tim berjuluk Pesut Etam tampil luar biasa saat menaklukkan tuan rumah Arema FC dengan skor 3-1 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (26/10/2025). Hasil ini tidak hanya memperpanjang rekor sempurna Borneo menjadi delapan laga tanpa kekalahan, tetapi juga mengukuhkan posisi mereka di puncak klasemen dengan keunggulan tujuh poin dari pesaing terdekat.
Pertandingan baru berjalan tiga menit ketika Borneo FC langsung membuka keunggulan. Mariano Peralta, striker asal Argentina, kembali menunjukkan ketajamannya. Berawal dari umpan silang Rivaldo Energi Pakpahan yang gagal diantisipasi lini belakang Arema, bola liar jatuh di kaki Peralta dan langsung disambar dengan sepakan keras ke arah gawang. Kiper Adi Satryo hanya terpaku melihat bola meluncur deras ke jaring. Gol cepat ini membuat suasana Stadion Kanjuruhan yang penuh suporter Singo Edan seketika terdiam.
Gol tersebut menjadi yang kelima bagi Peralta musim ini dan mempertegas reputasinya sebagai predator di kotak penalti. Sementara itu, Arema FC mencoba membalas dengan mengandalkan kecepatan Salim Akbar Tuharea dan Dalberto di lini depan. Namun, kokohnya duet bek asing Borneo FC Maicon De Souza dan Christophe Nduwarugira membuat serangan-serangan itu sering kali kandas sebelum mencapai area berbahaya.
Memasuki pertengahan babak pertama, pertandingan berlangsung dengan tempo tinggi dan penuh kontak fisik. Wasit beberapa kali harus menghentikan jalannya laga karena pelanggaran keras. Tiga pemain Arema Bayu Setiawan, Sneyder Julian Guevara Munoz, dan Roberto Pimenta diganjar kartu kuning akibat permainan agresif. Di sisi lain, Borneo FC bermain lebih tenang dan sabar dalam membangun serangan, menjaga ritme hingga turun minum dengan keunggulan 1-0.
Di babak kedua, situasi berubah drastis bagi Arema. Menit ke-61, Sneyder Julian menerima kartu kuning kedua setelah menekel keras Stefano Lilipaly. Bermain dengan sepuluh pemain membuat lini tengah Singo Edan kehilangan keseimbangan. Petaka bertambah pada menit ke-74 ketika Bayu Setiawan kembali melakukan pelanggaran keras terhadap Peralta dan langsung diusir dari lapangan. Dengan hanya sembilan pemain tersisa, perjuangan Arema menjadi semakin berat.
Momentum itu dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Borneo FC. Empat menit setelah kartu merah kedua, Douglas Coutinho menggandakan keunggulan tim tamu. Menerima umpan pendek dari Rivaldo, Coutinho melepaskan tendangan mendatar ke tiang dekat yang tak mampu dijangkau Adi Satryo. Skor berubah menjadi 2-0 untuk Pesut Etam, dan para pemain Arema terlihat kehilangan semangat.
Meski kekurangan pemain, Arema tidak menyerah begitu saja. Dukungan ribuan Aremania membuat mereka tetap berusaha menekan hingga menit-menit akhir. Usaha itu akhirnya berbuah penalti di masa tambahan waktu, setelah Nadeo Argawinata melanggar Salim Akbar di kotak terlarang. Dalberto sukses mengeksekusi penalti dan memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2 pada menit ke-90+6.
Namun, harapan untuk bangkit langsung sirna. Hanya empat menit berselang, Juan Felipe memastikan kemenangan Borneo FC lewat sepakan spektakuler dari luar kotak penalti. Bola melesat ke pojok kiri atas gawang tanpa bisa dijangkau Adi Satryo. Skor akhir 3-1 bertahan hingga peluit panjang berbunyi.
Pelatih Borneo FC, Fabio Lefundes, menyatakan kebanggaannya atas performa disiplin tim.
“Kami bermain efektif dan sabar. Arema tim yang bagus, tapi pemain kami bisa mengendalikan emosi dan menjaga ritme permainan dengan sangat baik,” ujarnya dalam konferensi pers pascalaga.
Dengan tambahan tiga poin ini, Borneo FC kini mengoleksi 24 poin dari delapan pertandingan, unggul tujuh angka dari Persija Jakarta dan Persita Tangerang. Catatan fantastis ini menegaskan dominasi Pesut Etam sebagai satu-satunya tim yang belum kehilangan poin sepanjang musim.
Sementara itu, pelatih Arema FC, Marcos Santos, mengakui bahwa dua kartu merah menjadi titik balik kekalahan timnya.
“Kami kehilangan dua pemain di momen penting, itu mengubah segalanya. Tapi saya tetap menghargai semangat juang para pemain,” katanya.
Di Samarinda, euforia kemenangan langsung terasa. Warga tumpah ke jalan-jalan utama menyambut keberhasilan tim kebanggaan mereka. Borneo FC kini bukan hanya sekadar pemuncak klasemen, tetapi simbol konsistensi dan kedewasaan bermain. Dengan performa impresif ini, Pesut Etam semakin dingin di puncak dan tanda-tanda mereka akan melambat belum juga terlihat.
(Redaksi)