IMG-LOGO
Home Umum Abadi Nan Jaya: Eksplorasi Horor Zombi Lokal, Mengubah Jamu Penyembuh Jadi Racun dari Inspirasi Kantong Semar
umum | umum

Abadi Nan Jaya: Eksplorasi Horor Zombi Lokal, Mengubah Jamu Penyembuh Jadi Racun dari Inspirasi Kantong Semar

oleh VNS - 26 Oktober 2025 07:43 WITA
IMG
Film horor-thriller terbaru Indonesia, Abadi Nan Jaya, yang disutradarai oleh Kimo Stamboel, hadir dengan membawa napas segar dalam genre zombi. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Film horor-thriller terbaru Indonesia, Abadi Nan Jaya, yang disutradarai oleh Kimo Stamboel, hadir dengan membawa napas segar dalam genre zombi. Tidak hanya sekadar menampilkan mayat hidup, film ini kental dengan sentuhan dan unsur lokal Indonesia, menjadikan wabah zombi terasa unik dan akrab dengan konteks budaya Tanah Air. 


Melalui narasinya, Kimo Stamboel berhasil mengubah instrumen penyembuh tradisional, jamu, menjadi sumber malapetaka yang memicu kekacauan di desa fiksi Wanirejo, Jawa Tengah.

Inti dari wabah ini adalah ramuan jamu yang diberi nama Abadi Nan Jaya. Dalam film, jamu yang biasanya dikonsumsi untuk menjaga kesehatan dan awet muda justru menjadi penyebab awal mula penyebaran virus zombi. Kimo Stamboel, yang juga menjadi salah satu penulis naskah, menjelaskan filosofi di balik pilihan instrumen ini.

"Menurut saya jamu jadi instrumen yang unik; biasanya digunakan untuk menyembuhkan penyakit tapi di sini justru mendatangkan penyakit," kata Kimo Stamboel dalam catatan produksi. 

Ia menambahkan bahwa kesalahan prosedural dalam peracikan jamu inilah yang akhirnya menimbulkan kekacauan di luar nalar. 

"Karena kesalahan prosedural, jamu akhirnya malah membuat kekacauan di luar nalar," sambung Kimo.

Lebih jauh, Kimo Stamboel mengungkapkan inspirasi utama di balik formula jamu tersebut. Formula tersebut terinspirasi dari tumbuhan karnivora khas Indonesia, yakni kantong semar (atau dikenal juga sebagai periuk kera). Kantong semar merupakan tanaman tropis yang mampu memangsa serangga bahkan hewan berukuran lebih besar, menjadikannya simbol sempurna untuk transformasi manusia menjadi predator buas.

"Saya rasa menarik menghubungkan tanaman karnivora dengan manusia. Ketika dikonsumsi, tanaman ini membuat manusia berubah menjadi makhluk buas yang memangsa sesamanya," ungkap Kimo. 

Karakter dan visual dari kantong semar ini diproyeksikan secara detail ke dalam film, mulai dari warna formula hingga perubahan fisik yang dialami manusia setelah mengonsumsinya.

Visualisasi ini terlihat jelas pada karakter Sadimin (diperankan oleh Donny Damara), pemilik usaha jamu Wani Waras, yang merupakan korban pertama. Setelah meminum Abadi Nan Jaya yang berwarna hijau seperti permukaan kantong semar, kulit Sadimin mulai berlubang dan uratnya membesar hingga berubah warna menjadi ungu kehitam-hitaman, menyerupai tanaman periuk kera.

Detail-detail visual yang mengerikan namun khas ini berhasil diwujudkan berkat kerja keras tim kreatif, khususnya tim tata rias dan efek khusus. Astrid Sambudiono, selaku special effects makeup artist, mengakui tantangan besar yang mereka hadapi, terutama saat harus merias ratusan zombi dalam waktu terbatas. Untuk efisiensi, tim tata rias mengelompokkan teknik makeup berdasarkan level detail dan tekstur yang berbeda, disesuaikan dengan intensitas sorotan kamera pada pemain.

Astrid menjelaskan detail desain makeup yang terinspirasi dari flora tersebut. 

"Secara desain makeup, kami membuat tekstur urat menyerupai kantong semar di tubuh zombi," jelas Astrid. 

Ia juga menambahkan bahwa luka pada tubuh zombi sengaja dibuat berlubang-lubang, bukan membusuk. 

"Luka yang ada di tubuh zombi cenderung berlubang-lubang. Jadi, bukan luka-luka membusuk. Ini juga karena dalam film ini mereka belum terlalu lama menjadi zombi," tambahnya, memberikan justifikasi logis pada estetika horor yang diusung.

Selain inspirasi flora, Abadi Nan Jaya juga mengambil latar dan budaya yang sangat akrab dengan masyarakat Indonesia, seperti pesta sunatan, hamparan sawah, mobil truk yang dijadikan moda transportasi umum, hingga Polsek. Alhasil, zombi yang ditampilkan memiliki kekhasannya sendiri karena berpakaian layaknya orang-orang Indonesia, seperti mengenakan sarung, kebaya, hingga berseragam polisi.

"Jarang kan kita melihat zombi yang bersarung atau yang pakai kebaya? Kami mencoba untuk membuat sesuatu yang familier," tutur Kimo, menunjukkan upayanya untuk mendekatkan genre horor global dengan realitas lokal.

Sentuhan lokal yang kuat ini diharapkan dapat menciptakan pengalaman horor yang lebih mencekam dan relevan bagi penonton Indonesia.

Film Abadi Nan Jaya sendiri menceritakan tentang Sadimin yang berusaha menyelamatkan bisnis jamu Wani Waras miliknya dari kebangkrutan dengan meracik jamu terobosan baru. Ironisnya, jamu yang seharusnya membuat awet muda justru memicu wabah mayat hidup di Desa Wanirejo. Film ini turut diramaikan penampilan aktor dan aktris ternama seperti Mikha Tambayong, Eva Celia, Marthino Lio, Dimas Anggara, Ardit Erwandha, Claresta Taufan, Varen Arianda Calief, Kiki Narendra, dan Vonny Anggraini.

Film Abadi Nan Jaya kini sudah dapat disaksikan secara eksklusif di Netflix sejak 23 Oktober 2025. Eksplorasi unik antara horor zombi dan elemen lokal Indonesia, yang didukung detail visual yang cermat, menjadikan film ini sebagai tontonan horor-thriller yang patut diperhitungkan di kancah perfilman nasional.

(Redaksi)