IDENESIA.CO - Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda tengah merancang ulang sistem transportasi kota menuju arah yang lebih berkelanjutan. Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menegaskan bahwa paradigma lama seperti pelebaran jalan tidak menyelesaikan masalah mobilitas.
“Membuka jalan baru itu bukan solusi jangka panjang, justru itu akan mendorong orang untuk beli kendaraan pribadi,” ujarnya.
Sebagai gantinya, Dishub Samarinda mengusung strategi push and pull untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi dan menarik minat masyarakat beralih ke transportasi umum.
Langkah "push" mencakup rencana penerapan sistem satu arah, ganjil genap, hingga larangan parkir di ruas jalan tertentu. Sementara "pull"-nya, Dishub akan menyediakan layanan angkutan berbasis digital dengan sistem halte cerdas yang informatif dan nyaman bagi pengguna.
“Masyarakat nanti bisa tahu dari HP kapan bus tiba, berapa bangku tersedia, bahkan tarifnya. Konsepnya mirip yang sudah diterapkan di Balikpapan,” ujarnya.
Dishub Samarinda telah mengajukan dukungan ke Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan sistem ini yang ditargetkan mulai berjalan pada 2026.
Hotmarulitua Manalu menambahkan, perubahan sistem transportasi bukan hanya soal jalan dan kendaraan, tapi berdampak besar pada pengeluaran rumah tangga.
“Satu keluarga bisa habiskan 25–30 persen penghasilannya hanya untuk transportasi. Jika beralih ke angkutan umum, pengeluaran itu bisa ditekan,” katanya.
Target pelaksanaan skema ini diproyeksikan mulai tahun 2026. Pemerintah ingin menghadirkan konektivitas antarwilayah tanpa mengandalkan kendaraan pribadi.
“Pemerintah harus hadir dalam urusan konektivitas dan itu hanya bisa lewat angkutan umum,” pungkasnya.
(Redaksi)