IMG-LOGO
Home Internasional Jelang Ibadah Haji, Isareal Hancurkan Pesawat Pembawa 300 Jemaah Yaman
internasional | umum

Jelang Ibadah Haji, Isareal Hancurkan Pesawat Pembawa 300 Jemaah Yaman

oleh VNS - 29 Mei 2025 07:05 WITA
IMG
Serangan udara Israel ke Bandara Internasional Sanaa, Yaman, pada Rabu (28/5)

IDENESIA.CO - Serangan udara Israel ke Bandara Internasional Sanaa, Yaman, pada Rabu (28/5) menuai kecaman luas setelah menghancurkan satu-satunya pesawat komersial aktif yang sedang bersiap mengangkut 300 jemaah haji ke Tanah Suci.

Pesawat milik Yemeni Airlines jenis Airbus A320-233 itu baru saja mendarat dari Amman, Yordania, dan dijadwalkan terbang ke Jeddah, Arab Saudi, untuk mengantar jemaah haji Yaman yang hendak menunaikan rukun Islam kelima.

Direktur Bandara Sanaa, Khaled al-Shaif, mengatakan serangan itu membuat pesawat tersebut tidak lagi dapat digunakan, memutus satu-satunya jalur penerbangan internasional dari ibu kota Yaman yang selama ini berfungsi secara terbatas di tengah blokade.

“Pesawat itu adalah satu-satunya harapan warga Sanaa untuk berhaji tahun ini,” ujarnya di platform X.

Pemimpin kelompok Houthi, Abdel-Malik al-Houthi, mengecam keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai upaya sistematis Israel untuk menggagalkan ikatan spiritual umat Islam dengan Palestina dan ibadah haji.

“Ini bukan sekadar serangan militer. Ini simbolik—mereka ingin umat Islam melupakan Gaza, bahkan saat hendak ke Makkah,” kata al-Houthi dalam pidatonya yang dikutip kantor berita SABA.

Kelompok Hizbullah di Lebanon menyebut serangan Israel sebagai "agresi biadab terhadap simbol kesucian umat" dan mendesak negara-negara Muslim untuk tidak tinggal diam atas pelanggaran terang-terangan terhadap hak beribadah umat Islam.

“Ini bukan hanya serangan terhadap Yaman, tapi terhadap seluruh umat Muslim,” kata pernyataan resmi Hizbullah.

Serangan ini dianggap memperluas eskalasi dari konflik Gaza ke dimensi yang lebih luas—dari perang geopolitik menjadi krisis keagamaan dan kemanusiaan.

Hingga kini belum ada kepastian bagaimana nasib 300 calon jemaah haji asal Yaman yang seharusnya diterbangkan hari itu. Dalam kondisi blokade dan konflik berkepanjangan, akses penerbangan sangat terbatas.

“Tanpa jalur penerbangan alternatif, sangat mungkin mereka gagal berangkat,” ujar salah satu pejabat bandara yang enggan disebut namanya.

Sejumlah kelompok hak asasi manusia mengecam diamnya negara-negara besar atas serangan ke fasilitas sipil yang berkaitan langsung dengan praktik keagamaan.

“Serangan ke fasilitas yang digunakan untuk ibadah seperti haji adalah pelanggaran nyata terhadap Konvensi Jenewa,” kata Humanitarian Watch dalam pernyataan tertulis.

(Redaksi)