IDENESIA.CO - Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah intelijen Mesir mengungkapkan dugaan rencana Israel untuk melancarkan serangan militer ke ibu kota Kairo. Operasi tersebut disebut-sebut ditujukan untuk memburu pemimpin Hamas yang diduga bersembunyi di wilayah Mesir.
Informasi ini muncul hanya sepekan setelah Israel melakukan serangan udara ke Doha, Qatar, yang menuai kecaman luas dari komunitas internasional. Dalam serangan itu, Israel mengklaim berhasil menargetkan sejumlah tokoh penting Hamas di luar Jalur Gaza.
Menurut laporan intelijen Mesir, terdapat indikasi kuat terkait aktivitas komunikasi militer dan pola pergerakan yang mencurigakan, yang mengarah pada kemungkinan serangan rudal atau operasi terbatas di Kairo. Seorang pejabat keamanan tinggi Mesir mengonfirmasi bahwa pihaknya terus memantau perkembangan ini secara intensif.
Pernyataan ini memperkuat sinyal dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang sebelumnya menegaskan tidak akan ragu menyerang pemimpin Hamas di luar negeri.
“Prinsip bahwa teroris tidak boleh memiliki kekebalan di mana pun mereka berada bukanlah keputusan saya, melainkan sebuah aturan yang berlaku,” ujar Netanyahu dalam konferensi pers di Yerusalem, Selasa (16/9/2025), dikutip dari Reuters dan Sky News.
Pernyataan tersebut disampaikan Netanyahu bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, yang sedang melakukan kunjungan ke Israel. Dalam kesempatan itu, Rubio menyatakan dukungan penuh terhadap sikap keras Israel, meskipun Washington sendiri sempat menyuarakan kekhawatiran atas serangan Israel ke Qatar pekan lalu.
“Sebesar apapun keinginan kita agar ada cara damai dan diplomatis untuk mengakhiri ini, kita juga harus siap menghadapi kemungkinan hal itu tidak akan terjadi,” ujar Rubio.
Ia menambahkan, satu-satunya jalan untuk mengakhiri perang Gaza adalah Hamas membebaskan semua sandera dan menghentikan perlawanan bersenjata.
Sikap Israel yang semakin ofensif di kawasan diperkirakan akan memperburuk eskalasi konflik regional. Bagi Mesir, isu ini bukan hanya soal kedaulatan wilayah, tetapi juga ancaman langsung terhadap stabilitas politik dan keamanan nasional. Hingga kini, pemerintah Mesir belum memberikan pernyataan resmi di level kepala negara, namun laporan intelijen ini menjadi sinyal serius atas potensi meluasnya perang di luar Gaza.
Situasi ini menambah kekhawatiran global bahwa konflik Israel-Hamas bisa meluas ke negara-negara tetangga, sehingga mengancam stabilitas politik dan keamanan di seluruh kawasan Timur Tengah.
(Redaksi)