IMG-LOGO
Home Internasional Konflik Gaza Makin Parah, Israel Hancurkan Gedung Tinggi dan Paksa Warga Mengungsi
internasional | umum

Konflik Gaza Makin Parah, Israel Hancurkan Gedung Tinggi dan Paksa Warga Mengungsi

oleh VNS - 08 September 2025 03:31 WITA
IMG
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa militer Israel memperluas operasi militernya di dalam dan sekitar Kota Gaza, menargetkan kelompok Hamas dengan intensitas serangan yang lebih besar. Langkah ini menandai eskalasi baru dalam konflik berkepanjangan di wilayah Palestina.


Dalam sepekan terakhir, serangan udara Israel meratakan dua gedung tinggi di Kota Gaza, yang menurut klaim militer digunakan Hamas untuk mengawasi pergerakan pasukan Israel. Hamas membantah tuduhan tersebut dan menyebut gedung-gedung itu merupakan fasilitas sipil.

“Kami memperdalam manuver di pinggiran Kota Gaza dan di dalam Kota Gaza sendiri,” kata Netanyahu kepada para menteri dalam rapat kabinet, seperti ditayangkan dalam video resmi kantornya.

Ia menambahkan bahwa pasukan Israel telah menghancurkan sejumlah infrastruktur dan menara yang diidentifikasi sebagai basis operasi Hamas.

Meskipun Israel belum secara resmi mengumumkan serangan darat besar-besaran untuk merebut Kota Gaza sebuah keputusan yang telah disetujui kabinet Netanyahu bulan lalu intensitas pengeboman dan operasi militer di kawasan tersebut telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir.

Langkah ini disebut sebagai upaya menekan Hamas sekaligus memperlemah basis pertahanan mereka di wilayah perkotaan yang padat penduduk.

Eskalasi konflik semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza, yang sudah kritis akibat blokade dan serangan sebelumnya. Israel mengklaim telah menetapkan zona kemanusiaan baru agar penduduk sipil dapat mengungsi ke area yang dianggap lebih aman.

Pada Sabtu (6/9), pesawat Israel menjatuhkan ribuan selebaran di wilayah barat Kota Gaza, mendesak warga untuk meninggalkan rumah mereka. Netanyahu menyebut sekitar 100.000 warga telah mengungsi, sambil menuding Hamas menghalangi evakuasi dan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.

Namun, banyak warga tetap memilih bertahan. Mustafa Al-Jamal, seorang penduduk Gaza, mengatakan ia tidak berniat pergi karena daerah yang disebut zona aman di selatan pun berulang kali dibom.

“Ke mana kami bisa pergi? Kami tidak punya uang, tidak punya tenda, tidak punya rumah, tidak punya makanan,” ujarnya putus asa.

Sementara itu, di Israel sendiri, muncul gelombang protes terhadap langkah pemerintah. Pada Sabtu (6/9), ribuan demonstran turun ke jalan di Yerusalem, mendesak Netanyahu membatalkan rencana menguasai Kota Gaza. Kekhawatiran utama mereka adalah nasib para sandera yang diyakini masih ditahan di wilayah tersebut.

“Saya sangat terpukul dengan kenyataan bahwa tentara Israel saat ini menguasai Gaza, demi para sandera, demi tentara, dan demi rakyat di Gaza  ini adalah perang politik,” kata Edith, seorang demonstran yang enggan menyebut nama lengkapnya.

Perluasan operasi militer Israel diperkirakan akan semakin meningkatkan ketegangan regional. Dengan semakin banyaknya warga sipil yang mengungsi dan fasilitas publik yang hancur, komunitas internasional khawatir bahwa krisis kemanusiaan di Gaza akan semakin dalam, sementara peluang gencatan senjata kian menjauh.

(Redaksi)